Oleh: Stepanus
Yosua 3: 7-17
Quotes
Jadilah Superhero Nyata Yang Ingat Pada Pencipta
Superhero adalah sebutan terhadap karakter-karakter fiksi yang melakukan hal-hal hebat diluar kemampuan manusia normal untuk misi keselamatan dan melawan kejahatan. Masa kini, karakter-karakter ini populer dibuat dalam dunia film. Sutradara film biasanya sengaja membuat karakter ini sebagai peran utama dengan menayangkan hal-hal hebat agar hero itu menjadi sorotan utama di dalam film tersebut. Tidak peduli di awalnya superhero itu kalah atau menang, tetapi umumnya superhero ini akan menjadi pemenang diakhir film ketika membela kebenaran dan menyelamatkan banyak orang. Oleh karena itu, tidak heran banyak orang dalam adegan memuji perbuatannya yang hebat, bahkan penikmat film itu juga ikut terpukau dengan aksi yang dilakukan oleh superhero tersebut.
Karakter-karakter superhero dalam dunia film memang merupakan hasil imajinasi manusia (fiksi), tetapi ada juga orang yang percaya bahwa superhero ada di dalam dunia nyata. Banyak orang mencoba membuktikan eksistensi superhero di dunia nyata. Hal ini terbukti banyak beredar di konten-konten Youtube yang menunjukan bahwa ada superhero di dunia nyata yang tertangkap kamera ketika sedang melakukan aksi-aksi hebat yang tidak bisa dilakukan oleh manusia normal biasanya. Namun, tidak pernah tahu apakah itu peristiwa nyata atau rekayasa teknologi.
Memang sulit membuktikan bahwa superhero itu ada di masa sekarang karena kecanggihan rekayasa teknologi. Tetapi, bukan berarti mereka tidak pernah ada di dalam sejarah dunia. Jika julukan superhero itu merujuk kepada orang-orang yang melakukan misi penyelamatan manusia dari kejahatan dengan melakukan hal-hal hebat diluar nalar manusia, maka superhero itu pernah ada. Di dalam Alkitab, banyak dicatat bahwa ada orang-orang yang dapat dikategorikan sebagai superhero karena mempunyai misi membela kebenaran dan menyelamatkan orang banyak. Superhero di dalam Akitab contohnya, Musa, Elia, Elisa bahkan Yesus adalah superhero terhebat karena menyelamatkan semua manusia dari dosa. Mereka adalah orang-orang yang melakukan hal-hal hebat untuk menyelamatkan umat Allah. Bedanya, superhero di dalam dunia fiksi diciptakan oleh imajinasi manusia sebagai karakter yang berdiri sendiri dan menjadi pemeran utama. Sedangkan superhero di dalam Alkitab adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menunjukan kehebatan Allah sebagai pemeran utama.
Perikop yang kita baca adalah catatan sejarah mengenai kisah orang hebat yang dipakai Allah untuk memimpin bangsa Israel. Kisah ini menceritakan bagaimana Allah mengangkat Yosua sebagai pengganti Musa untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Sebelumnya, Allah memang sudah berjanji akan mengangkat Yosua sebagai pemimpin dan Allah juga berjanji akan menyertai Yosua (Yosua 1:1-6). Pada bagian ini, Israel sedang bersiap-siap memasuki kota Yerikho. Di dalam peristiwa ini Yosua dipakai Tuhan untuk melakukan perbuatan besar yaitu membelah sungai Yordan agar dapat diseberangi oleh Bangsa Israel menuju kota Yerikho. Peristiwa ini dipakai Tuhan agar bangsa Israel menghormati Yosua sebagai pemimpin mereka seperti halnya mereka menghormati Nabi Musa. Tidak dicatat bahwa Yosua melakukan perbuatan besar itu dengan memerintahkan langsung supaya air itu terbelah. Yang dicatat oleh narator bahwa Yosua malakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya sehingga perbuatan besar itu terjadi. Yosua adalah pemimpin yang taat pada perintah Allah, bahkan jauh sebelum ia memimpin. Ia selalu taat pada apa yang diperintahkan Musa kepadanya (Kel. 17:9-10:33:11). Itulah yang membuat ia dihormati oleh bangsa Israel sebagai pemimpin. Panggilan dari Allah kepada Yosua sebagai pemimpin, adalah alasan untuk dirinya menaati perintah Allah yang memanggilnya sehingga ia menjadi salah satu pemimpin Israel yang besar dan dihormati. Yosua adalah salah satu superhero dalam Alkitab yang melakukan perbuatan besar untuk menunjukan kemuliaan dan kehebatan Allah. Kepemimpinannya membawa umat Israel kepada banyak kemenangan melawan musuh sampai mereka menduduki tanah-tanah yang dijanjikan Tuhan Allah kepada mereka.
Sama seperti Yosua, kita yakin bahwa Allah juga sudah memanggil kita untuk melakukan banyak perbuatan besar untuk misi keselamatan. Panggilan Allah kepada kita harusnya menjadi alasan untuk kita menaati apa yang diperintahkan Allah kepada kita. Yosua adalah orang Israel biasa pada umumnya, namun hal yang membuatnya istimewa adalah panggilan Allah kepadanya dan ketaatannya dalam meresponi panggilan itu. Mungkin seperti Yosua, kita sudah menaati perintah Allah untuk memenuhi panggilan-Nya. Namun, apakah kita sudah benar-benar mempersiapkan diri untuk mengerjakan misi keselamatan itu? Seharusnya, ketaatan itu tidak hanya berhenti setelah kita meresponi panggilan itu, tetapi ketaatan terus berlanjut dalam sikap keseriusan kita pada dalam masa pembentukan sebagai orang yang dipersiapkan untuk memimpin jemaat Tuhan. Saya percaya bahwa kesiapan kita sebagai pemimpin ditentukan oleh keseriusan kita dalam pembentukan.
Ketika kita menjadi pemimpin, mata orang banyak pasti akan tertuju kepada kita, tidak peduli apakah karena keberhasilan atau kegagalan. Tentu kita berharap keberhasilan terjadi di dalam kepemimpinan kita. Namun, bagaimana sikap kita ketika kepemimpinan kita berada dalam keberhasilan, apakah kita tetap setia mengakui bahwa semua itu hanya karena perbuatan Allah, atau sikap kita malah meninggikan diri? Keberhasilan dalam memimpin terkadang membuat kita menjadi superhero yang digambarkan di dalam dunia fiksi yang hanya bergantung kepada kekuatan sendiri dan secara umum menuai banyak pujian dari publik untuk pribadi. Sebagai orang yang dipakai Allah, seharusnya kita harus tetap berada dalam kesadaran bahwa setiap keberhasilan itu adalah perbuatan Allah yang merupakan superhero sesunguhnya. Jadi, seharusnya perbuatan dan sikap kita membuat dan membawa publik memuji dan memuliakan Allah, bukan malah mencari pujian untuk diri sendiri.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apa godaan-godaan yang membuatmu tidak serius dalam pembentukan sebagai hamba Tuhan?
2. Apa yang yang anda butuhkan dan harus miliki agar menjadi hamba Tuhan yang tetap rendah hati?
Comentários