Oleh: Tamara Apriditta Simamora
![](https://static.wixstatic.com/media/nsplsh_48723158624d547649654d~mv2_d_3802_2843_s_4_2.jpg/v1/fill/w_938,h_701,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_avif,quality_auto/nsplsh_48723158624d547649654d~mv2_d_3802_2843_s_4_2.jpg)
2 Korintus 9:5-16
Quotes
Memberi Dengan Hati Akan Menciptakan Kerendahan Hati
Saya rasa semua orang tahu sosok Bunda Teresa. Kesungguhannya dalam memberi diri melayani kaum papa, telah mengguggah hati banyak orang. Sebab sepanjang hidupnya, bunda Teresa terus melakukan pelayanan kasih yang memberi. Menariknya, sifat memberi yang dimiliki Bunda Teresa, bukan hanya menyatakan ia memberi dengan hati, namun juga menunjukkan kerendahan hatinya terhadap Allah yang begitu baik kepadanya.[1] Dalam hal ini, ia membuat sebuah ungkapan “If you can’t feed a hundred people, then feed just one.”[2]
Ungkapan bunda Teresa, mengingatkan setiap manusia dalam tindakan memberi. Ayat 7 pada teks ini, menyatakan bahwa, “setiap orang harus memberi menurut kerelaan hati dan dengan senang hati.” Bagian ini menunjukkan kepada kita, bahwa pengajaran tentang memberi bukan berfokus mengenai jumlah atau objek pemberian, melainkan si pemberi itu sendiri. Hati sebagai pusat, menjadi bagian yang ditegaskan dalam teks ini untuk mengajarkan si pemberi. Kerelaan dan kesenangan hati yang sungguh, menjadi penggambaran manusia yang dikasihi oleh Allah, ketika manusia melakukan tindakan memberi.
Kerelaan dan kesenangan hati, tidak hanya menggambarkan hati yang lembut, namun juga menggambarkan hati yang teguh. Hati yang sedih atau hati yang terpaksa (ayat 7), sesungguhnya menggambarkan hati yang dipenuhi dengan keragu-raguan, kebimbangan, atau kekhawatiran. Sehingga, pengajaran mengenai kerelaan dan kesenangan hati dalam memberi, juga mengindikasikan adanya hati yang teguh dan hati yang percaya kepada Allah, hal inilah yang seharusnya dimililiki setiap manusia ketika kita boleh memberi.
![](https://static.wixstatic.com/media/nsplsh_647658476e776e5977654d~mv2_d_3712_2088_s_2.jpg/v1/fill/w_980,h_551,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_avif,quality_auto/nsplsh_647658476e776e5977654d~mv2_d_3712_2088_s_2.jpg)
Muncul sebuah pertanyaan, dalam tindakan memberi tentu diperlukan objek sebagai pemberian, lantas bagaimana dengan hal tersebut? Ayat 8-11a menjawab pertanyaan. Ketika manusia memberi, objek pemberian tersebut bukan berasal dari kemampuan manusia melainkan karena Allah yang menyediakannya (ayat 10a). Itu sebabnya diperlukan hati yang percaya ketika memberi, karena objek pemberian bukan hasil jerih payah manusia melainkan pemberian Allah.
Allah yang menyediakan, bahkan Allah juga menambahkan kepada manusia, untuk terus melakukan tindakan memberi. Ketika Allah menyediakan, tentu muncul tujuan supaya manusia dapat memberi kepada orang lain. Bahkan ketika Allah menambahkan, juga bertujuan supaya manusia semakin sering melakukan tindakan memberi. Dalam hal inilah, tindakan memberi bukan karena manusia mampu untuk melakukannya, juga bukan kesempatan untuk manusia dapat meninggikan diri. Di satu sisi, karena Allah yang menyediakan, seharusnya manusia dapat melakukan sebagaimana yang Allah kehendaki. Di sisi lainnya, karena Allah yang menyediakan, manusia seharusnya memiliki hati yang percaya kepada Allah.
Kendati demikian, walaupun pengajaran tentang memberi berfokus pada diri si pemberi, bukan berarti hasil dari tindakan memberi juga berfokus pada diri si pemberi. Tindakan memberi yang sesungguhnya akan berakhir pada Allah itu sendiri. Ayat 11b-14 menunjukkan bahwa adanya ucapan terima kasih dan pujian kepada Allah dari orang-orang. Kehadiran kata “membangkitkan” (ayat 11) menunjukkan bahwa adanya hubungan sebab akibat antara memberi dan ucapan terima kasih. Akan tetapi, ucapan terima kasih tersebut bukan hanya karena mereka menerima pemberian saja, melainkan juga karena perbuatan baik, kebajikan, kesetiaan, dan kemurahan hati yang dimiliki manusia ketika memberi.
![](https://static.wixstatic.com/media/nsplsh_6676706766773349463177~mv2_d_5568_3712_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_653,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_avif,quality_auto/nsplsh_6676706766773349463177~mv2_d_5568_3712_s_4_2.jpg)
Itu sebabnya, tindakan memberi yang dilakukan oleh manusia, bukan seperti tindakan youtuber dalam mencari subscribers untuk dirinya. Tindakan memberi yang dilakukan manusia, merupakan pameran pertunjukkan kasih Allah kepada manusia lain dan seluruh dunia. Ketika manusia mampu melakukan tindakan memberi, objek pemberian tersebut hanya berasal dari Allah. Kerelaan dan kesenangan hati dalam memberi, juga hanya karena pertolongan Roh Kudus di dalam manusia. Bahkan, hasil dari tindakan memberi tersebut, merupakan hadiah-hadiah penuh kasih untuk Allah. Karena Allah telah menyediakan, memberikan kerelaan dan kesenangan hati di dalam manusia sehingga setiap manusia dapat memiliki hati yang percaya ketika memberi, dan hasil akhir dari tindakan ini adalah ucapan terima kasih dan pujian kemuliaan bagi Allah.
Pada ayat 15, sebagai penutup teks, memberikan kesimpulan pengajaran yang baik. “Hendaklah kita bersyukur kepada Allah atas pemberian-Nya yang luar biasa itu!” Penggunaan “kita” pada bagian ini, menunjukkan ucapan syukur tersebut dilakukan dari si pemberi dan juga si penerima. Sebagai penerima tentu wajar jika ia bersyukur kepada Allah. Namun, di sisi lain tindakan bersyukur ini juga dilakukan si pemberi kepada Allah. Hal ini menunjukkan adanya kerendahan hati dari si pemberi. Kesadaran akan Allah yang memberi atau yang menyediakan dan Allah yang mengerjakan dalam diri manusia untuk boleh melakukan tindakan memberi, menciptakan kerendahan hati pada diri manusia yang melakukan tindakan memberi. Kerendahan hati inilah yang membuatnya mampu mengucapkan syukur kepada Allah.
Bagaimana dengan kita, sudahkah tindakan memberi yang kita lakukan, menciptakan kerendahan hati kepada Allah atau justru sebaliknya?
[1]. Finansialku, "20 Kata-kata Mutiara Mother Teresa untuk Hidup Lebih Baik,” https://www.finansialku.com/kata-kata-mutiara-mother-teresa/ (diakses tanggal 12 Oktober 2020). [2]. Finansialku, "20 Kata-kata Mutiara Mother Teresa untuk Hidup Lebih Baik,” https://www.finansialku.com/kata-kata-mutiara-mother-teresa/ (diakses tanggal 12 Oktober 2020).
terima kasih untuk renungan yang dibagiakan kepada kami semua, saya sangat menyadari bahwa sangat sulit menanamkan prinsip rendah hati yang sejati, bahkan sangat jarang ketika kita melakukan tindakan memberi, kita juga mengucap syukur kepada Allah. melalui perenungan ini kembali diingatkan bahwa ucapan syukur harusnya datang dari keduabelah pihak si pemberi dan si penerima. God Bless