Oleh: Timotius Tabe
Kolose 1:15-22
Quotes
Lebih Dari Kesadaran Bahwa Seharusnya Kita Melakukannya, Lakukanlah Itu Dengan Cinta
“Tak kenal maka tak sayang” merupakan peribahasa yang cukup sering kita dengar. Peribahasa ini juga menyiratkan pentingnya sebuah pengenalan. Pengenalan kita terhadap seseorang bisa terjadi melalui pengetahuan akan identitas orang tersebut dan juga dari tindakan yang dilakukannya baik terhadap dirinya sendiri, terhadap kita, maupun orang lain. Semakin besar rasa sayang kita, semakin kita menganggapnya sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Ketika saya dulu masih duduk di bangku SMA, saya sempat memiliki perasaan suka terhadap seorang perempuan di sekolahku. Perempuan tersebut saat itu kelas satu SMA dan saya saat itu kelas tiga atau dapat dikatakan sudah tingkat akhir. Sebelumnya saya tidak terlalu memperhatikannya dan belum memiliki perasaan yang khusus dengannya. Perasaan suka tersebut mulai muncul ketika saya mendengar cerita dari teman-temanku tentang dirinya, dan juga melihat sikap serta perbuatannya. Setelah beberapa waktu berjalan saya pun bisa semakin dekat dan mengenal dia serta memiliki hubungan yang khusus dengannya atau yang dapat disebut berpacaran. Sejak saat itu dia solah sudah menjadi bagian dari hidup saya, hubungan dan perasaan ini mempengaruhi kehidupan saya.
Apa yang dia senangi secara tidak langsung merupakan kesukaan saya begitu pun sebaliknya. Hubungan ini juga membuat saya menganggapnya sebagai seorang yang penting bagi saya. Meskipun demikian masih ada kalanya dimana saya lebih memilih teman-teman saya daripada dia. Selain itu saya juga menyadari bahwa saya adalah seorang siswa, yang tugas utamanya adalah belajar di Sekolah. Saya juga merupakan seorang pelayan di Gereja. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih terdapat pengecualian-pengecualian ketika saya menganggap dia sebagai seorang yang penting bagi saya.
Bacaan firman Tuhan kita saat ini menunjukkan Paulus sedang memperkenalkan seorang pribadi kepada kita yaitu Yesus Kristus. Paulus dalam perikop ini memulai dengan memberitahu bahwa Ia adalah gambaran Allah, yang sulung, dan lebih utama dari segala yang diciptakan (Ay. 15). Kemudian di dalam Dia, oleh Dia, dan untuk Dialah segala sesuatu diciptakan, Dia juga adalah yang terdahulu (Ay. 16-17). Selanjutnya Ia adalah kepala jemaat, Dia juga adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati (Ay. 18). Seluruh kepenuhan Allah juga berkenan diam di dalam Dia (Ay. 19).
Kemudian mulai dari ayat 20, Paulus menunjukkan tindakan yang Yesus Kristus lakukan, khususnya bagi kita semua. Ayat 20 menunjukkan bahwa Dialah yang memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, “oleh darah salib Kristus.” Termasuk di dalamnya kita juga yang adalah orang berdosa yang tak luput dari kesalahan, telah diperdamaikan di dalam Kristus oleh kematian-Nya (Ay. 21-22). Melalui Kristus itu pula kita telah dikuduskan di hadapan-Nya (Ay. 22). Keseluruhan pemaparan ini menunjukkan kepada kita siapakah Yesus Kristus itu. Dialah Yesus Kristus Tuhan kita, yang oleh Dia kita diciptakan, dan oleh darah-Nya pula kita diperdamaikan dari kesalahan kita sendiri.
Paulus dalam bacaan ini menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan oleh pembacanya di dalam ayat 23 terkait tindakan Kristus tersebut. Saya menggolongkan menjadi dua yaitu bertekun dalam iman dan tetap teguh dalam pengharapan Injil. Bertekun menunjukkan bahwa kita harus senantiasa melakukannya secara terus-menerus. Tetap teguh juga menunjukkan bahwa kita harus memegang erat pengharapan Injil tersebut. Tindakan yang Paulus sampaikan setelah pemaparan mengenai Kristus seharusnya tidak hanya dipahami sebagai bentuk sebab-akibat (karena saya mendapatkan keselamatan, maka saya melakukan sesuatu). Namun dengan pemahaman bahwa di dalam tindakan Kristus yang memberikan keselamatan ini, terdapat kasih karunia di dalamnya. Inilah kasih itu, tidak ada yang lain di dunia ini yang seperti Dia, bahkan semua yang kita cintai di dunia ini tidak mungkin melebihi Dia. Seharusnya kita lebih mencintai Dia dibandingkan dengan apa pun juga di dunia ini dan mengutamakan Dia di dalam hidup kita.
Namun dalam perjalanan hidup, ada kalanya pikiran dan perbuatan yang kita lakukan seolah menunjukkan kita tidak mencintai Yesus lebih dari apa pun. Apakah hal itu dikarenakan kita tidak mengetahui bahwa seharusnya kita mencintai Dia lebih dari apa pun di dunia ini? sebagai seorang Kristen tidak mungkin kita berkata “ya”. Pengecualian-pengecualian yang kita lakukan dalam mengutamakan Kristus, secara tidak langsung menunjukkan bahwa masih ada hal-hal yang menurut kita layak untuk dibandingkan dengan Kristus. Filipi 3:8 menunjukkan bagaimana penulis kitab tersebut menganggap segala sesuatu sampah bila dibandingkan dengan pengenalan akan Kristus. Mencintai Yesus lebih dari apa pun seharusnya membuat kita tetap mengutamakan Kristus dan tidak memiliki pengecualian apa pun terhadap-Nya.
Apakah yang saat ini menjadi pengecualian kita dalam mengutamakan Kristus? Pengecualian tersebut sering kali muncul dari hal-hal yang kita anggap penting. Memang banyak hal-hal penting di dalam hidup kita, tetapi seharusnya hal tersebut tidak menjadi pengecualian dalam mengutamakan Kristus. Disisi lain tak jarang juga pengecualian muncul dari dosa favorit kita. Oleh karena itu dalam rangka menghindari hal ini Marilah kita kembali mengutamakan Kristus dengan melakukan kedua hal yang Paulus sampaikan dengan penuh cinta kepada Yesus Kristus Tuhan kita, yang terlebih dahulu telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita. Lebih dari kesadaran bahwa seharusnya kita melakukannya, lakukanlah itu dengan cinta.
Commentaires